Pada kesempatan EBS online kali ini, kita akan membahas topik mengenai “Irresistible Grace” atau anugerah Allah yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Ini adalah penjabaran tentang huruf keempat yaitu huruf “I” dalam singkatan TULIP. Ketika kita mendengar ungkapan “anugerah yang tidak dapat ditolak”, nampaknya hal yang sangat lumrah apabila segera timbul pertanyaan: benarkah konsep demikian ini? Bukankah dalam dunia ini banyak sekali orang yang menentang berita Injil dan menolak keselamatan dari Allah? Jadi, apa sesungguhnya makna teologis yang hendak disampaikan melalui istilah “Irresistible Grace” ini?
Ungkapan “Anugerah Allah yang tidak dapat ditolak” dapat dimengerti sebagai suatu tindakan berdaulat Allah yang memberikan Roh Kudus untuk bekerja di dalam hidup manusia berdosa sehingga ia secara pasti mengalami karya kelahiran baru yang transformatif. Tujuannya adalah supaya orang tersebut dapat meresponi panggilan Allah yang memberikan anugerah keselamatan-Nya melalui pertobatan, iman dan ketaatan. Dengan kata lain, lewat karya Roh Kudus yang efesien ini maka setiap orang yang sudah dipilih Allah sejak dalam kekekalan dan yang untuknya Kristus telah mati serta menebusnya, secara pasti dan sukarela tanpa paksaan apa pun mau menjadi orang yang beriman kepada Kristus. Melalui anugerah yang tidak dapat ditolak ini, sudah jelas rancangan keselamatan Allah teraplikasikan secara efektif.
Anugerah yang tidak dapat ditolak ini bersifat harus ada, mutlak diperlukan karena manusia berdosa telah mengalami kerusakan total. Secara penalaran yang logis, doktrin kerusakan total akan membawa kita kepada pemikiran teologis tentang anugerah yang efektif ini. Jika kita menerima konsep kerusakan total yang melingkupi kehidupan orang berdosa, ini akan dengan sendirinya membuat kita juga bisa menerima anugerah yang efektif sebagai solusinya. Dengan kondisi kebobrokan manusia yang begitu masif, tanpa anugerah yang tidak dapat ditolak tidak mungkin ada keselamatan. Alasannya sederhana karena tidak ada seorang pun yang menginginkan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Semua orang berdosa pada dasarnya adalah seteru Allah, memberontak terhadap-Nya. Natur berdosa adalah natur yang melahirkan sikap dan perilaku yang tidak peduli dan tidak butuh Allah. Hanya Roh Kudus melalui karya di mana Ia melahir-barukan orang berdosa yang mampu mengubah natur kita yang sudah rusak dan bobrok ini sehingga kita dimampukan untuk melihat keselamatan Allah yang ajaib.
Selanjutnya, kita perlu mengerti dengan jelas bahwa istilah “irresistible” (tidak dapat ditolak) tidak bermaksud untuk menyatakan bahwa tidak ada orang yang menolak karya Roh Kudus. Perlawanan manusia terhadap Roh Kudus adalah sesuatu yang alamiah karena sesuai dengan natur keberdosaannya. Natur demikian selalu menghasilkan sikap dan perilaku yang berlawanan dengan kebenaran Allah. Banyak orang di dunia ini yang melawan Allah. Bahkan orang percaya pun dinasehati untuk tidak mendukakan Roh Kudus (Ef. 4:30). Poin penting yang hendak disampaikan melalui istilah “irresistible” adalah segala bentuk perlawanan keras, penolakan berkepanjang manusia yang pada awalnya terlihat begitu hebat, namun tetap pada akhirnya tidak akan mampu menggagalkan tujuan Roh Kudus dalam menerapkan karya keselamatan Allah terhadap manusia berdosa yang sudah dipilih Allah untuk diselamatkan. Dari perspektif ini, istilah “tidak dapat ditolak” menyingkapkan suatu makna yaitu tidak dapat dikalahkan (invincible). Memang anugerah Allah tidak dapat ditolak oleh karena anugerah yang menyelamatkan ini bersifat “invincible.” Hanya Roh Kudus yang dapat mengubah hati manusia berdosa melalui karya kelahiran baru yang dikerjakan-Nya. Keselamatan adalah anugerah Allah yang efektif. Karya Roh Kuduslah yang membuat anugerah Allah bersifat efektif dan tidak dapat ditolak. Berkaitan dengan hal ini, sangat tepat firman Tuhan dalam Ayub 42:2 yang menyatakan “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.”
Ada hubungan yang tidak terpisahkan antara peristiwa kelahiran baru dengan anugerah yang tidak dapat ditolak. Kelahiran baru menyebabkan perubahan yang mendasar dalam keseluruhan jiwa-rasio, emosi dan kehendak manusia. Sebab itu, orang yang sudah lahir kembali dapat berpikir, merasakan dan berkehendak dengan cara yang berbeda. Manusia berdosa yang sudah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus tidak akan menolak atau menentang anugerah keselamatan yang diberikan kepadanya. Mengapa demikian? Karena kerohaniannya yang mati itu sudah dihidupkan kembali oleh Roh Allah sehingga pikirannya dicerahkan untuk melihat betapa sungguh bernilainya anugerah pengampunan dosa di dalam Kristus Yesus (1 Pet. 1:18-19). Pencerahan pikiran akan berpengaruh terhadap kehendaknya, dan ini akan membuatnya tergerak untuk mau dengan sukarela dan sukacita menerima keselamatan yang Allah anugerahkan baginya. Anugerah Allah menjadi efektif dan tidak dapat ditolak karena ada pekerjaan Roh Kudus yang mengubah hati manusia berdosa.