Pernyataan bahwa keselamatan dalam iman Kristen sama sekali tidak berlandaskan pada perbuatan baik seringkali disalah-mengerti. Mungkin banyak orang yang memahaminya sebagai suatu pengajaran yang meniadakan perbuatan baik, seakan-akan tidak ada tempat bagi perbuatan baik dalam sistem keyakinan kristiani. Tentu saja pendapat demikian salah total. Iman Kristen tidak pernah meremehkan perbuatan baik dan kehidupan yang saleh. Ada tempat yang tepat untuk kedua hal tersebut dalam pengajaran yang alkitabiah. Hanya saja kita harus benar-benar paham bahwa tempatnya bukan sebagai landasan atau dasar keselamatan manusia berdosa. Karena keselamatan orang berdosa semata-mata bersumber dari anugerah Allah yang diterima melalui iman kita kepada Tuhan Yesus. Jika bukan sebagai dasar atau landasan keselamatan, lalu di manakah ruang bagi perbuatan baik menurut pengajaran Alkitab? Doktrin ketekunan orang-orang kudus adalah jawabannya. Sebab itu, mari kita memperhatikan pemaparan berikut ini.
Doktrin ketekunan orang-orang kudus sangat jelas berbicara tentang kebenaran yang bersisi ganda yaitu sebagai anugerah Allah dan sekaligus sebagai tugas atau tanggung-jawab orang percaya (gift and task). Aspek anugerah Allah dalam doktrin ini meliputi realitas tersedianya jaminan hidup kekal bagi orang percaya. Selain itu juga ada intervensi aktif Allah dalam memelihara kehidupan orang beriman. Sedangkan aspek tanggung-jawabnya adalah kita harus hidup dalam ketekunan. Hubungan antara “anugerah” (gift) dan “tanggung-jawab” (task) ini bersifat sebab dan akibat. Pemahamannya adalah seperti ini: sebab Allah telah menyelamatkan dan memelihara kita, maka kita harus hidup bertekun dalam keselamatan yang dianugerahkannya. Kita tidak mungkin mampu menunaikan tugas ketekunan yaitu setia memelihara iman sampai pada akhirnya tanpa ada turut campur tangan Tuhan yang senantiasa menopang dan menguatkan kita. Singkat kata, ketekunan orang kudus selalu berlangsung dalam konteks karya pemeliharaan Tuhan. Kita mampu bertekun karena dimampukan oleh Allah.
Kita dapat melihat bahwa anugerah pemeliharaan Tuhan senantiasa menuntut respon manusia berupa tanggung-jawab untuk hidup dalam ketekunan. Artinya orang yang beriman sejati harus berjuang untuk hidup saleh, berbuat baik dan menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata. Dari perspektif ini, maka kalimat sekali selamat tetap selamat tidak pernah dapat dibenarkan kalau tidak disertai dengan ketekunan hidup orang percaya. Alkitab sama sekali tidak mengajarkan bahwa seseorang pasti selamat tidak peduli bagaimana ia menjalani hidupnya. Ketekunan, kekudusan dan ketaatan adalah tanda-tanda penting yang harus ada dalam diri orang yang mengimani kebenaran sekali selamat tetap selamat.
Jika dalam doktrin pemilihan Allah yang bersifat tidak bersyarat, lalu doktrin penebusan terbatas dan panggilan efektif di mana semuanya ini adalah karya Allah sepenuhnya karena tidak ada ruang terbuka bagi peran dan kontribusi manusia; Maka tidak demikian dengan doktrin ketekunan orang-orang kudus. Justru melalui pengajaran ini, kita diperkenalkan pada kebenaran bahwa di sinilah wadahnya di mana orang yang sudah diselamatkan Allah itu harus menunaikan tugas dan tanggung-jawabnya untuk hidup dalam ketekunan. Melalui kesetiaan orang Kristen untuk melaksanakan disiplin rohani berupa ibadah, berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan, bersekutu dengan saudara-saudara seiman lainnya serta bersaksi lewat kehidupan saleh dan segala perbuatan baik yang dilakukan, maka kita sedang mewujud-nyatakan kebenaran doktrin ketekunan hidup orang-orang kudus tersebut.
Perkataan Paulus dalam 1 Korintus 6:20 bahwa “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” sudah merangkumkan prinsip anugerah keselamatan Allah yang diresponi dengan tanggung-jawab manusia secara tepat. Ungkapan “kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” adalah kenyataan yang terkait dengan anugerah keselamatan dari Allah. Sedangkan kalimat “karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” merupakan kewajiban atau tugas yang harus dikerjakan dengan baik oleh orang yang sudah menerima anugerah Allah tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menurut pengajaran Alkitab, anugerah keselamatan dari Allah yang diberikan secara cuma-cuma sama sekali tidak pernah melenyapkan tanggung-jawab manusia. Justru sebaliknya, anugerah ilahi tersebut menuntut pertanggung-jawaban orang percaya agar dapat berupaya serius untuk hidup dalam keselarasan dengan kebenaran dan kehendak Tuhan. Kita harus bertekun dalam kesalehan hidup, rajin berbuat baik, bersemangat melayani Tuhan, mencari kesempatan untuk bersaksi tentang anugerah pengampunan dosa melalui Kristus dan lain sebagainya. Semua kegiatan rohani yang baik ini adalah hasil atau akibat dari menerima keselamatan yang diberikan Allah. Dengan kata lain, tempat bagi perbuatan baik dalam iman Kristen adalah sebagai bukti dan buah dari kehidupan orang percaya yang sudah diselamatkan oleh anugerah Allah. Kita diselamatkan bukan oleh segala perbuatan baik melainkan kita diselamatkan untuk menghasilkan perbuatan baik yang memuliakan Allah.