Pemilihan Tidak Bersyarat

Dari beberapa sesi EBS online sebelumnya yang membahas tentang doktrin keberdosaan manusia, terlihat jelas sekali bahwa kesimpulan pengajaran Alkitab mengenai tema ini adalah manusia berdosa sama sekali tidak berkemungkinan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia berada dalam situasi yang tanpa pengharapan (hopeless) dan tidak berdaya (helpless). Agama, filsafat dan etika tidak bisa membebaskan manusia dari kondisinya sebagai orang berdosa yang layak menerima penghukuman ilahi. Kesalehan, kebajikan dan perilaku baik tidak dapat menyelamatkan kita. Jika demikian, bagaimana caranya supaya orang berdosa bisa memperoleh keselamatan? Terkait dengan hal ini, firman Tuhan mengemukakan satu konsep penting yaitu pengajaran tentang karya pemilihan Allah yang bersifat tidak bersyarat.

Pada dasarnya doktrin pemilihan tidak bersyarat atau “unconditional election” ini merupakan konsekuensi logis dari doktrin kerusakan total. Ada pertautan sebab-akibat di antara keduanya. Doktrin pemilihan adalah jawaban ilahi terhadap ketidakmampuan manusia berdosa menyelamatkan dirinya sendiri. Jika manusia yang berdosa itu sudah mati dalam keberdosaan dan pelanggarannya seperti yang dikatakan dalam Efesus 2:1, maka tidak ada cara lain untuk menghidupkan orang berdosa yang telah mati tersebut kecuali melalui tindakan pemilihan Allah untuk menyelematkannya. Doktrin pemilihan tidak bersyarat ini menitik-beratkan kebenaran tentang Allah yang terlebih dulu berinisiatif untuk menyelamatkan orang berdosa, seperti halnya Ia berinisiatif untuk menghampiri Adam dan Hawa yang sudah melanggar dan tidak mau mencari Allah. Ini tercatat dalam Kejadian 3:8-10. Jika Allah tidak memprakarsai pemilihan terhadap umat yang berdosa untuk diselamatkan, maka kebinasaan kekal akan menjadi realitas universal bagi segenap kaum berdosa.

Istilah “tidak bersyarat” yang melekat pada doktrin pemilihan bertujuan untuk menyingkapkan bahwa tidak ada faktor atau sumbangsih sekecil apa pun dari diri manusia berdosa yang menyebabkan ia layak dipilih untuk diselamatkan dari hukuman kematian kekal. Dalam hal ini, doktrin kerusakan total juga menjadi landasan yang kokoh untuk pemakaian ungkapan “tidak bersyarat” tersebut. Orang berdosa yang sudah mengalami kebobrokan total tidaklah berkemampuan untuk memenuhi syarat ilahi yang membuatnya patut menerima keselamatan dari Allah. Karena itu, “pemilihan selalu merupakan pemilihan yang tanpa syarat. Allah tidak pernah mendasarkan pilihan-Nya pada apa yang manusia pikirkan, katakan, lakukan, atau pada keberadaan manusia. Kita tidak mengetahui pada apa Allah mendasarkan pemilihan-Nya, tetapi dasar pemilihan Allah bukanlah sesuatu yang ada pada manusia. Allah tidak melihat sesuatu yang baik pada diri seseorang, sesuatu yang dilakukan orang tersebut yang menyebabkan Allah mengambil keputusan untuk memilih dia.” Pemilihan Allah tidak bergantung pada usaha kreatif manusia berdosa yang meresponi tawaran penyelamatan-Nya. Firman Tuhan dalam Roma 3:10-12 menyatakan, “seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.” Sekali lagi perlu ditekankan bahwa kerusakan total telah melenyapkan segala kemungkinan dan potensi dalam diri manusia berdosa untuk berandil dalam karya keselamatan Allah.

Apakah yang menjadi dasar bagi pemilihan Allah secara tidak bersyarat ini? Sebagaimana Allah berdaulat penuh dalam karya penciptaan, demikian pula Ia berdaulat mutlak dalam karya keselamatan. Dari titik ini, jawaban terhadap pertanyaan di atas dapat ditentukan. Pemilihan tidak bersyarat Allah adalah berdasarkan kedaulatan kehendak-Nya semata yang dengan itu telah menyatakan kemurahan karena kasih-Nya dengan memilih sebagian dari antara manusia berdosa untuk menerima anugerah keselamatan yang disediakan-Nya (Ef. 1:3-5). Pemilihan ilahi ini sama sekali tidak mempertimbangkan kondisi orang berdosa yang dipilih-Nya. Allah tidak melihat iman kita, tidak memperhitungkan segala kebenaran, kekudusan, dan kebaikan orang berdosa. Karena semuanya itu tidak berarti apa-apa di hadapan-Nya yang mahakudus. Itulah sebabnya, keputusan pemilihan adalah ketetapan ilahi yang berdaulat dan tidak bersyarat. Pada dasarnya, Allah tidak punya kewajiban apa pun untuk menyelamatkan manusia berdosa. Namun Ia telah memilih untuk mengasihi dan menyelamatkan kita menurut kebebasan dan kerelaan kehendak-Nya. Tindakan pemilihan Allah yang tidak bersyarat ini menyatakan kesetiaan Allah yang agung karena Dia tidak membuang ciptaan-Nya yang telah berdosa melainkan merancangkan keselamatan baginya. Terpujilah Allah yang sudah menyatakan kasih karunia dan kemurahan yang begitu besar bagi orang berdosa.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s