Ada pemikiran yang menyatakan bahwa manusia itu terlahir sebagai pribadi yang suci, murni, tidak tercemar oleh dosa. Seorang bayi yang baru keluar dari rahim ibunya adalah bagaikan selembar kertas putih polos yang tidak bercoretan apa-apa. Dalam perjalanannya di kemudian hari, masing-masing pribadi itulah yang akan menorehkan hal-hal yang baik atau buruk di atas kertas kehidupannya. Dengan kata lain, perbuatan masing-masing individulah yang sepenuhnya akan menentukan apakah ia termasuk pribadi yang baik dan benar atau orang yang jahat dan berdosa.
Pandangan demikian sudah jelas bertentangan dengan pengajaran Alkitab tentang keberadaan manusia. Dalam Mazmur 51:7, Daud yang diilhami oleh Roh Kudus mengungkapkan “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Demikian pula di Mazmur 58:4, Daud juga menuliskan bahwa “Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat.” Dari kedua ayat firman Tuhan ini nyata sekali bahwa natur berdosa itu sudah dimiliki manusia sejak dari kelahirannya. Prinsip teologis yang harus kita pegang berkaitan dengan status keberdosaan manusia adalah semua orang adalah orang berdosa karena memang pada dasarnya ia sudah mewarisi natur berdosa. Kita tidak menjadi orang berdosa karena melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Melainkan justru karena kita telah mempunyai natur berdosa sejak dari dalam rahim maka kita tidak bisa terhindar dari melakukan hal-hal yang berdosa. Jadi, natur berdosa selalu mendahului segala perbuatan berdosa bukan sebaliknya. Natur berdosa adalah sumber yang pasti akan mengalirkan segala sikap dan perilaku yang berdosa baik secara batiniah maupun lahiriah, secara tidak kelihatan maupun terlihat.
Semua manusia terlahir dengan natur berdosa ini tanpa ada pengecualian. Karena kita semua adalah keturunan dari nenek moyang yang sama yaitu Adam dan Hawa yang sudah jatuh ke dalam dosa. Pemberontakan dan pelanggararan mereka telah mewariskan natur yang tercemar dosa kepada segenap umat manusia. Istilah dosa asal atau dosa warisan adalah ungkapan yang merujuk pada kondisi kelam tentang manusia yang berstatus sebagai orang tercemar, karena ia sudah mempunyai natur berdosa sejak dari dalam kandungan ibunya. Dalam dunia ini hanya Tuhan Yesus saja, satu-satunya manusia sejati yang terbebas dari ketercemaran dosa karena ia memiliki natur yang kudus bukan yang berdosa. Sebab itu, cuma Kristus saja yang dapat menjadi Juruselamat bagi manusia berdosa.
Sehubungan dengan topik dosa asal ini, mungkin timbul pertanyaan demikian: Mengapa Adam dan Hawa yang berbuat dosa namun seluruh kaum keturunannya harus menanggung dampaknya yaitu terlahir dengan natur yang berdosa? Kita perlu memahami kebenaran yang Alkitab ajarkan. Firman Tuhan menyingkapkan bahwa Adam adalah pribadi yang ditetapkan Allah sebagai figur yang mewakili seluruh umat manusia. Karena sistem perwakilan ini maka pengujian yang dihadapi Adam di taman Eden juga merupakan pengujian yang berdampak terhadap seluruh kaum keturunannya. Sebab itu, ketika Adam jatuh ke dalam dosa, akibatnya jelas yaitu seantero umat manusia juga mengalami konsekuensi dari perbuatan dosa Adam. Rasul Paulus mengatakan, “karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut…oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu…oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman…oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa” (Roma 5:15,17,18,19). Sistem perwakilan seperti yang dipaparkan oleh rasul Paulus di atas telah menyebabkan semua umat manusia mewarisi kesalahan Adam. Pelanggaran Adam dengan memakan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat itu telah mengakibatkan seluruh keturunannya mewarisi status bersalah (guilty) di hadapan Allah, sehingga semua orang layak menerima penghukuman yang serupa seperti yang diterima oleh Adam. 1 Korintus 15:21-22 menunjukkan kebenaran ini demikian “Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.” Selain mewariskan status bersalah, kejatuhan Adam juga menurunkan natur berdosa bagi umat manusia. Itulah sebabnya kita semua adalah orang berdosa menurut garis silsilahnya Adam.
Berdasarkan kebenaran yang sudah dijelas ini, maka perbuatan terbaik dari manusia berdosa adalah dengan rendah hati mengakui keberdosaannya di hadapan Tuhan. Pengakuan yang jujur bahwa kita memiliki natur berdosa dan membutuhkan Juruselamat merupakan langkah awal untuk menerima anugerah pengampunan dosa dari Allah. Tuhan Yesus tidak pernah menolak orang berdosa yang memerlukan keselamatan dari-Nya. Kristus justru mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Ia berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).