Allah dan Problema Kejahatan Part 3

Dari dua pelajaran EBS online yang lalu, kita mengetahui dengan pasti bahwa pada akhirnya yaitu ketika kedatangan Yesus Kristus yang kedua kalinya, maka semua problema kejahatan akan dilenyapkan sama sekali oleh Tuhan kita. Selain pemusnahan kejahatan yang bersifat total ini, dalam Alkitab kita juga dapat melihat ada beberapa respon Allah terhadap permasalahan kejahatan. Setidaknya ada empat respon, yaitu:

Pertama, Allah dapat mencegah kejahatan. Dalam 1 Samuel pasal 25 dikisahkan tentang bagaimana Daud berrencana untuk menghabisi Nabal yang telah melakukan perbuatan yang menghina dirinya. Namun, melalui istri Nabal yaitu Abigail yang begitu bijak itu, jelas sekali Tuhan berintervensi untuk mencegah terjadinya tindakan pembalasan yang dirancang oleh Daud tersebut. Daud sendiri mengakui dan bersyukur atas turut campur tangan Tuhan yang sudah mengutus Abigail untuk berbicara kepada dirinya. Ini bisa dibaca dalam 1 Samuel 25:32-35. Perkataan-perkataan Abigail yang penuh hikmat itu telah membuat Daud terhindar dari melakukan perbuatan dosa berupa penumpahan darah. Cerita dari 1 Samuel 25 ini menunjukkan bahwa jika Allah menghendaki, maka Ia dapat menyatakan intervensi ilahi untuk mencegah terjadinya kejahatan. Pencegahan Tuhan pastilah bersifat efektif karena tidak ada sesuatu apapun yang dapat menghalangi kuasa Allah dalam menggenapi apa yang dikehendaki-Nya. Pernyataan “bagi Allah tidak ada yang mustahil” adalah prinsip yang selalu benar.

Kedua, Allah dapat mengizinkan kejahatan. Alkitab Perjanjian Lama mencatat peristiwa tragis yang dialami Ayub di mana ia kehilangan segala harta kepunyaannya berupa hewan-hewan ternaknya. Lalu disusul juga dengan kematian semua anak-anaknya yang berjumlah 10 orang. Serta Ayub sendiri ditimpa sakit penyakit yang sangat parah. Kita tahu dengan jelas bahwa penderitaan yang melanda kehidupan Ayub tersebut bukan rancangan Tuhan melainkan ini semua terjadi karena diizinkan Tuhan. Iblislah yang mempunyai rencana jahat untuk menghancurkan iman Ayub. Iblis berpikir bahwa dengan mengalami berbagai pencobaan yang sangat berat itu, maka secara otomatis Ayub pasti akan memberontak dan mengutuki Allah. Namun dalam kemahabijakan Tuhan, Ia mengizinkan kejahatan dan penderitaan ini terjadi pada Ayub justru untuk membuktikan bahwa kesengsaraan berat yang ditanggung Ayub tidak pernah menggugurkan imannya yang sejati kepada Allah. Sebagaimana emas murni yang bertemu dengan api pastilah akan membuat emas tersebut semakin terlihat kemurniannya. Demikian pula penderitaan amat dahsyat yang ditimpakan Iblis itu sudah membuktikan kemurnian iman Ayub.

Ketiga, Allah dapat mengarahkan kejahatan untuk kebaikan. Ilustrasi klasik yang menunjukkan kebenaran ini dapat dilihat dalam kehidupan Yusuf. Dari kitab Kejadian pasal 37, 39, 40 kita dapat membaca tentang berbagai penderitaan yang menimpa diri Yusuf. Pengalaman sangat menyakitkan karena dijual oleh saudara-saudaranya, lalu difitnah oleh istri Potifar dan harus melewati hari-harinya mendekam di dalam penjara, serta dilupakan kebaikannya oleh juru minuman yang pernah ditolongnya, semua ini merupakan realitas-realitas tidak menyenangkan yang terjadi dalam perjalanan hidup Yusuf. Dari perspektif manusia, nampaknya Yusuf sedang menghadapi kesialan dan kesia-siaan yang tidak ada maknanya. Namun dari sudut pandang Tuhan, segala pengalaman pahit yang mendera Yusuf adalah sarana untuk membentuk karakternya supaya di kemudian hari Yusuf dapat menjalankan peranannya yang sangat penting dalam rencana Tuhan bagi keselamatan bangsa Israel. Sebagai orang kedua setelah Firaun, Yusuf pada akhirnya dapat mengerti bahwa tangan Tuhanlah yang telah berkarya sedemikian rupa dalam mengantarkannya dari seorang yang terbuang sampai menjadi seorang penguasa di Mesir. Perkataan Yusuf kepada saudara-saudaranya “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kejadian 50:20) adalah kesimpulan bahwa Allah di dalam kedaulatan dan hikmat-Nya telah mengarahkan kejahatan untuk menggenapi rancangan kebaikan yang menjadi berkat bagi banyak orang.

Keempat, Allah dapat membatasi kejahatan. Dalam Injil Markus 13:19-20 Tuhan Yesus mengatakan, “Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya.” Ini adalah gambaran tentang keadaan yang akan terjadi pada akhir zaman menjelang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Dunia akan dilanda oleh kedahsyatan penderitaan, kejahatan dan berbagai kondisi yang mendatangkan penyiksaan terhadap umat manusia. Hal yang menarik adalah tindakan Allah yang mempersingkat atau membatasi waktunya. Allah menyatakan belas kasihan dan anugerah-Nya bagi orang pilihan melalui intervensi ilahi-Nya dalam membatasi atau mengekang arus kejahatan yang begitu mengerikan tersebut. Kebenaran tentang pembatasan terhadap daya kejahatan yang sangat destruktif memperlihatkan bahwa Allah tetap berdaulat dan berkuasa penuh sehingga mampu mengendalikan pergerakkan kejahatan dalam dunia berdosa ini.

Keempat tindakan Allah yaitu mencegah, mengizinkan, mengarahkan dan membatasi realitas kejahatan membuktikan bahwa Allah yang menyatakan diri melalui Alkitab adalah pribadi ilahi yang tidak pernah angkat tangan dan berpangku tangan terhadap problema kejahatan dalam dunia ciptaan-Nya ini. Allah selalu berada di garis terdepan dalam berperang melawan kejahatan. Semoga iman kita senantiasa diteguhkan oleh kebenaran bahwa Allah pasti akan mengalahkan dan menghancurkan kejahatan sehebat apapun itu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s