Apakah Doa Dapat Mengubah Kehendak Allah? Part 2

Bapak, ibu dan sdr-sdr sekalian, salam sejahtera dalam Kristus bagi kita semua. Pada pelajaran EBS online Jumat yang lalu, kita sudah belajar bahwa doa manusia tidak bisa mengubah kehendak dekretif Allah yang adalah ketetapan kekal-Nya. Semua hal yang sudah dirancangkan Allah sejak dalam kekekalan akan terwujud sebagaimana yang ditentukan-Nya. Jika kehendak dekretif Allah tidak mungkin diubah oleh doa manusia, lalu bagaimana dengan kehendak preseptif-Nya?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kehendak preseptif adalah kehendak Allah yang berhubungan dengan semua hukum moral (seperti 10 hukum dalam Keluaran pasal 20), termasuk juga segala perintah dan tuntutan Allah yang disingkapkan dalam Akitab. Apakah doa kita bisa mengubah kehendak preseptif ini? Ada tiga catatan yang perlu diperhatikan tentang hubungan doa dengan kehendak preseptif Allah ini.

Pertama, berdasarkan wahyu Tuhan dalam Alkitab kita tahu bahwa sifat sempurna, benar dan adil merupakan karakteristik yang melekat pada hukum dan perintah Tuhan. Ini tertulis dalam Mazmur 19:8-11 yang berkata demikian, “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.” Jika kehendak preseptif Tuhan yang berupa Taurat, peraturan dan hukum-hukum-Nya, titah serta perintah Tuhan sudah begitu sempurna, teguh, murni, benar dan adil semuanya; maka secara pemikiran logis tidak ada alasan apapun untuk mengubah kehendak preseptif Tuhan ini. Bukankah juga tidak mungkin hukum manusia bisa lebih benar dari pada hukum Tuhan? Apakah bisa peraturan manusia menjadi lebih tepat dan adil dibandingkan dengan titah dan perintah Tuhan? Jadi, pertanyaan tentang apakah doa dapat mengubah kehendak preseptif Tuhan nampaknya jelas sebagai pertanyaan yang tidak perlu diajukan. Karena jawabannya sudah pasti tidak bisa dan juga tidak perlu diubah. Kehendak preseptif Tuhan sudah sempurna adanya sehingga tidak membutuhkan perubahan dan perbaikan dari manusia yang begitu terbatas ini.

Kedua, sebagai orang percaya kita perlu sungguh-sungguh menyadari bahwa tujuan berdoa yang benar bukan untuk mengubah kehendak Tuhan. Ketika kita benar-benar berdoa kepada Allah yang berdaulat, kitalah yang perlu diubahkan oleh kehendak Tuhan. Melalui pemahaman yang tepat tentang segala hukum, peraturan, perintah dan tuntutan Tuhan terhadap kehidupan kita, sangat diharapkan bahwa hati, sikap dan perilaku hidup kita bisa semakin sepadan dengan kebenaran, kekudusan dan keadilan Tuhan dalam firman-Nya. Ciptaan diubah oleh Pencipta, itu adalah prinsip teologis yang benar. Bukan sebaliknya, pencipta diubah oleh ciptaan. Sebab itu, tatkala kita berdoa kepada Tuhan, kita harus datang dengan konsep bahwa kita harus menaklukkan diri di bawah otoritas kehendak Allah yang berdaulat sepenuhnya. Doa yang benar secara alkitabiah adalah doa yang terus terfokus pada teladan doa Kristus, yaitu “jadilah kehendak Allah bukan kehendakku” (Markus 15:36; Lukas 22:42). Semoga contoh yang sudah diberikan Tuhan Yesus ini bisa terus mendorong kita untuk mencari dan mengutamakan kehendak Tuhan melalui doa-doa kita.Ketiga, kita sangat perlu untuk mengerti bahwa sampai pada batas tertentu, doa adalah sarana yang ditetapkan Allah untuk merealisasikan kehendak-Nya di dalam dunia ini. Doa orang percaya dipakai oleh Allah dalam kehendak dan rencana-Nya. Di Matius 6:10, Tuhan Yesus mengajarkan kepada para murid agar mereka berdoa, “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Ini berarti doa orang percaya berperan dalam mewujud-nyatakan kehendak Allah di dunia. Doa yang benar dari orang Kristen bernilai di mata Tuhan. Doa memiliki kuasa untuk mengubah banyak hal. Seperti yang dikatakan dalam Yakobus 5:16, “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Doa dapat mengubah peristiwa, doa bisa berdampak nyata. Karena Allah yang kepada-Nya kita berdoa adalah berdaulat adanya. Ia berkuasa melakukan segala hal. Dan Allah telah menetapkan doa sebagai cara atau sarana yang melaluinya segala yang telah Ia tetapkan akan terjadi. Doa memang tidak mengubah kehendak Allah, namun doa mengubah banyak hal asal sejalan dengan rencana Allah yang baik, kudus dan kekal. Doa adalah senjata rohani yang efektif jika ada dalam keselarasan dengan kehendak Tuhan yang berdaulat. Dalam konteks inilah Allah berkata kepada seluruh umat-Nya, “Berdoalah kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu” (Yer. 29:12).

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s