Dalam pengajaran iman Kristen yang berpedoman seutuhnya pada kebenaran firman Tuhan, kita mengetahui dengan pasti bahwa Allah yang menyingkapkan keberadaan diri-Nya melalui Alkitab adalah Allah yang bersifat trinitarian. Ini menunjukkan bahwa ada tiga pribadi berbeda yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus yang merupakan subjek di mana segenap orang percaya memberikan penyembahannya. Berdoa adalah salah satu aspek penting dalam kegiatan peribadahan kita. Biasanya, doa yang ditujukan kepada Allah Bapa dan Tuhan Yesus adalah hal yang umum dilakukan oleh orang Kristen karena memang ada contohnya di dalam Alkitab. Namun bagaimana dengan berdoa kepada Roh Kudus? Apakah ini termasuk hal yang lazim dan boleh dilakukan? Mari kita ikuti beberapa penjelasan selanjutnya.
Pertama, kita perlu memahami bagaimana pola bersekutu yang benar dengan Allah menurut Alkitab. Ada satu prinsip umum yang mendasari relasi orang beriman dengan Allah Tritunggal. Prinsip tersebut adalah “Kepada Bapa melalui Anak dan di dalam kuasa Roh Kudus.” Dasar Alkitabnya untuk prinsip demikian bisa dibaca di Efesus 2:18. Pada saat berdoa, maka komunikasi dan relasi personal atau komunal orang Kristen jelas ditujukan kepada Allah Bapa melalui pengantaraan Yesus Kristus dan dengan pertolongan dari Roh Kudus. Dengan berlandaskan pada prinsip teologis ini, terlihat jelas bahwa segala aktifitas rohani kita seperti penyembahan, pelayanan, persekutuan, penginjilan, permohonan doa dan lain sebagainya selalu melibatkan ketiga pribadi Allah Tritunggal. Kehidupan kristiani yang sejati tidak pernah terlepas dari keterkaitannya dengan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Kedua, melalui Alkitab kita dapat melihat bahwa pada umumnya doa itu ditujukan kepada Bapa. Beberapa bagian Alkitab ini secara eksplisit menyebutkan hal demikian. Misalnya dalam Matius 6:6 dan 9; Yohanes 16:23; Efesus 5:20. Di samping itu, ada juga catatan Alkitab yang menunjukkan doa-doa yang dialamatkan kepada Tuhan Yesus. Catatan demikian dapat ditemukan di Kisah Para Rasul 1:24, 7:59, 9:10-17; 2 Korintus 12:8. Bukti-bukti Alkitab ini memperlihatkan bahwa tidak menjadi masalah tatkala kita berdoa kepada Allah Bapa maupun kepada Tuhan Yesus. Kedua pribadi ilahi ini layak menerima segala penyembahan dan seruan doa orang percaya.
Ketiga, di dalam Alkitab memang tidak ada contoh yang tertulis di mana doa ditujukan kepada Roh Kudus. Jika begitu, apakah ini mengindikasikan bahwa orang Kristen tidak boleh memanjatkan doanya kepada Roh Kudus? Dalam hal ini kita harus mengerti dengan tepat kebenaran dasariah tentang Allah Tritunggal. Ketiga pribadi yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah setara dalam keilahian. Realitas ini menyatakan bahwa Roh Kudus tidak lebih rendah dari Bapa dan Anak. Sebagaimana Bapa dan Anak adalah Allah, demikian juga Roh Kudus adalah Allah adanya. Sebab itu, ketiganya bersifat sederajat dalam keberadaan-Nya sebagai pribadi yang harus disembah dan diagungkan oleh segenap ciptaan-Nya. Inilah kebenaran yang mesti kita pegang teguh.
Jadi, bila Alkitab tidak mencatat tentang doa yang dialamatkan kepada Roh Kudus, itu tidak dengan sendirinya berarti bahwa berdoa kepada Roh Kudus adalah hal yang keliru. Tidak ada prinsip teologis yang dilanggar ketika orang Kristen mengajukan doa permohonannya kepada Allah Roh Kudus. Malah sebaliknya, berdasarkan konsep kesetaraan dalam esensi keilahian, maka kita boleh berdoa kepada Roh Kudus sebagai pribadi ketiga dalam Trinitas tersebut. Dengan demikian, sekalipun berdoa kepada Roh Kudus bukan merupakan pola yang lazim tetapi itu sama sekali tidak salah.
Kita bisa berdoa kepada Allah Roh Kudus sesuai dengan kespesifikan peran, tugas dan tanggungjawab-Nya. Misalnya, kita tahu bahwa Roh Kudus adalah pribadi yang mengilhami para penulis Alkitab. Karena itu, pada saat kita mau belajar kebenaran firman Tuhan, kita dapat memohon Roh Kudus untuk mengarahkan dan mencerahkan pikiran kita supaya dapat mengerti kebenaran Allah secara tepat dan benar. Contoh lainnya, dalam 1 Korintus 12:11 dikatakan bahwa Roh Kudus memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya. Ketika kita ada kerinduan hati untuk melayani Tuhan, tentu saja kita boleh meminta kepada Roh Kudus untuk memperoleh karunia rohani yang cocok bagi kita sehingga dapat menunaikan tugas pelayanan secara efektif. Dari Galatia 5:16-26, kita mengerti bahwa kehidupan orang percaya seharusnya dipimpin oleh Roh Kudus untuk dibaharui secara terus menerus sehingga dapat menghasilkan buah Roh. Berdasarkan kebenaran ini, kita bisa memohon kepada Roh Kudus supaya diberikan hati yang peka dan lembut sehingga kita bersedia untuk dibentuk dalam pimpinan-Nya agar dapat memancarkan buah Roh Kudus.
Kesimpulan dari pelajaran ini adalah berdoa kepada Roh Kudus tetap merupakan hal yang alkitabiah dan kita boleh melakukannya. Kiranya kita dapat terus mengalami pertolongan dan penyertaan yang nyata dari Allah Roh Kudus.